Rabu, September 10, 2008

Kuminta Engkau menjadi Cakrawalaku

Ketika saya menikmati indahnya sunset di Pantai Petitenget, entah kenapa angan saya terbang ke bait-bait puisi yang pernah saya terima ketika swami melamar dulu :)).
Kini saya lebih bisa meresapi apa yang dimaksud oleh swami dalam puisinya. Semoga tidak salah dalam menterjemahkannya dalam laku perbuatan.



Kuminta Engkau menjadi Cakrawalaku

Garis itu adalah pandangan
Antara langit dan bumi bertemu
Antara luasnya samudera dan maha luasnya semesta bertemu
Antara keinginan dan kegelisahan dipertemukan

Garis itu adalah batas
Batas dari yang tidak berbatas
Batas yang tidak memiliki batas
Batas dari kemunafikan dan kesombongan

Garis itu adalah tempat
Tempat matahari meletakkan sinarnya
Tempat janji-janji itu disematkan
Tempat keinginan-keinginan dikumpulkan
Tempat kebinalan hidup diistirahatkan

Kumpulan cita-cita ku ada di garis itu
Kehendak akhirku ada di garis itu
Gairah hidupku ada di garis itu
Kenyataan hidupku pun ada di garis itu

Setelah lalui pengembaraan panjang
Usai lewati petualangan yang tak berujung
Mulai dari alami duka yang tersayat,
hingga nikmati rasa yang terluka

Kehendakku ada padamu
Dan kuminta engkau menjadi cakrawalaku.

6 komentar:

LadyElen mengatakan...

ehem...ehem...
kilas balik nih ceritanya? ;)

Dessy Wulan mengatakan...

hehe....iya nih, suasana saat itu mendukung untuk mendramatisir keadaan.

Anonim mengatakan...

cuittt...cuit..

Anonim mengatakan...

ehemm..ehemm...

topeng tuh byk banget lho koleksi puisinya...

Dessy Wulan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Dessy Wulan mengatakan...

@ Sihotang 407 : iyo ta mas....dulu kira-kira puisinya untuk siapa aja ya?...:(
hehehe...