Rabu, September 10, 2008

Kuminta Engkau menjadi Cakrawalaku

Ketika saya menikmati indahnya sunset di Pantai Petitenget, entah kenapa angan saya terbang ke bait-bait puisi yang pernah saya terima ketika swami melamar dulu :)).
Kini saya lebih bisa meresapi apa yang dimaksud oleh swami dalam puisinya. Semoga tidak salah dalam menterjemahkannya dalam laku perbuatan.



Kuminta Engkau menjadi Cakrawalaku

Garis itu adalah pandangan
Antara langit dan bumi bertemu
Antara luasnya samudera dan maha luasnya semesta bertemu
Antara keinginan dan kegelisahan dipertemukan

Garis itu adalah batas
Batas dari yang tidak berbatas
Batas yang tidak memiliki batas
Batas dari kemunafikan dan kesombongan

Garis itu adalah tempat
Tempat matahari meletakkan sinarnya
Tempat janji-janji itu disematkan
Tempat keinginan-keinginan dikumpulkan
Tempat kebinalan hidup diistirahatkan

Kumpulan cita-cita ku ada di garis itu
Kehendak akhirku ada di garis itu
Gairah hidupku ada di garis itu
Kenyataan hidupku pun ada di garis itu

Setelah lalui pengembaraan panjang
Usai lewati petualangan yang tak berujung
Mulai dari alami duka yang tersayat,
hingga nikmati rasa yang terluka

Kehendakku ada padamu
Dan kuminta engkau menjadi cakrawalaku.
Selengkapnya...

Kamis, September 04, 2008

Menu Buka Puasaku...Pokcoy cah cumi kering

Alhamdulillah….tiga hari pertama puasa ramadhan kemarin lancar….semoga bisa tamat hingga akhir bulan (mungkin gak ya..:D ) , amin.

Sedikit rahasia nih, saya sempat keteteran juga dalam menyiapkan menu sahur dan buka-nya. Maklum ini kali pertama saya harus mengerjakan semuanya sendiri. Biasanya sih ‘nunut’ orang tua, jadi taunya beres saja, hehe…. Jadinya menu yang seadanyalah yang bisa saya siapkan. Sepulang dari ‘kerja’ jam 5 sore saya baru belanja ke pasar, dan sesaat sebelum masuk waktu Sholat Isya’ semua masakan baru matang. Untungnya swami belum pernah protes karena terpaksa harus buka puasa setelah sholat taraweh :D.


Untuk pasangan muda yang mempunyai pengalaman serupa, saya punya menu andalan nih, namanya Pokcoy cah cumi kering. Ini merupakan menu favorit kami berdua. Selain karena rasanya yang cocok di lidah, juga karena cara memasaknya yang relatif mudah dan hanya memerlukan sedikit waktu saja.

Bahan :
# Pokcoy / sawi daging 5 ikat
# Cumi telor kering 100 gr
Bumbu :
# Cabe merah 2 buah, diiris tipis
# Cabe rawit 5 buah (sesuai selera), diiris tipis
# Bawang putih 5 siung, diiris tipis
# Bawang merah 5 buah, diiris tipis
# Gula pasir ¾ sdt
# Kecap asin 1 sdt
# Lengkuas 1 ruas jari, di memarkan
# Jahe 1 ruas jari, dimemarkan
# Daun Bawang 2 btg, diiris tipis
# Air 150 cc

Cara memasak :
Siangi pokcoy, ambil daunnya saja, kemudian cuci bersih. Iris cumi kering yang telah dicuci setebal 1 Cm.
Tumis bawang putih hingga harum, kemudian masukkan bumbu yang lain, tumis hingga sedikit layu. Masukkan cumi kering, aduk rata dengan bumbu, tambahkan air dan diamkan 5 menit. Setelah cumi keringnya lunak, masukkan pokcoy, aduk-aduk hingga daunnya cukup matang. Setelah itu tambahkan gula dan kecap asin. Kemudian angkat, dan siap di sajikan.

Masakan ini paling enak dimakan dalam keadaan hangat. Hmmm…..yummmi.
Selengkapnya...