Ketika saya membaca blog seorang teman tentang bahaya kemasan plastik untuk makanan, yang terpikir di benak saya adalah, sudah berapa banyak racun yang masuk dalam tubuh saya?
Lagi-lagi untuk alasan kepraktisan (baca : malas masak), dulu saya lumayan sering jajan makanan di luar. Dan tentu saja plastik yang digunakan sebagai pembungkusnya. Entah dalam wujud kertas bungkus ataupun kantong plastik. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang plastik merupakan alat bungkus yang murah meriah, sehingga diminati oleh semua pedagang.
Karena ngeri membayangkan banyaknya penyakit yang mungkin akan 'mampir' di tubuh saya dan swami, kini saya berusaha untuk selalu membawa wadah sendiri apabila terpaksa membeli makanan untuk dibawa pulang. Sedikit repot memang, tetapi saya rasa sepadan dengan manfaatnya. Hitung-hitung berpartisipasi untuk sedikit mengurangi sampah plastik yang berpotensi merusak lingkungan.
Selain itu saya pun mulai selektif membeli wadah-wadah plastik untuk tempat menyimpan makanan. Atas saran seorang teman saya kini menggunakan produk tupperware (wah...promosi nih), yang memang sedikit mahal, tetapi aman dan awet untuk tempat makanan.
Setidaknya saya sudah berusaha untuk meminimalkan resiko terkena penyakit kanker dkk yang sangat berbahaya itu. Namanya juga manusia, hanya bisa berusaha kan? Seandainya dengan mencoba hidup sehat masih saja terkena penyakit, ya di anggap cobaan dari Tuhan saja deh :)).
Dan dalam rangka ingin bergaya hidup sehat, selain menyempatkan waktu untuk olah raga, sekarang saya lebih sering memasak sendiri, dan menghindari penggunaan vetsin ataupun penyedap rasa lainnya. Memang awalnya makanan akan terkesan hambar, tapi lama kelamaan lidah kita akan beradaptasi. Sehingga makanan tetap terasa nikmat, apalagi jika kita memasaknya dengan rasa cinta :p.